Wednesday, October 24, 2018


Pendidikan Pancasila







BAB I
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
A.      Menelusuri Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan
bermasyarakat sejak sebelum Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan
dalam satu sistem nilai. Sejak zaman dahulu, wilayah-wilayah di nusantara ini
mempunyai beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya, sebagai
contoh:
1. Percaya kepada Tuhan dan toleran,
2. Gotong royong,
3. Musyawarah,
4. Solidaritas atau kesetiakawanan sosial, dan sebagainya.
ILUSTRASI GAMBAR TENTANG GOTONG ROYONG DALA MASYARAKAT INDONESIA


Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah
tergerusnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Oleh karena itu, perlu diungkap berbagai permasalahan di
negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya mata kuliah pendidikan
Pancasila.
1.    Masalah Kesadaran Perpajakan


2.        Masalah Korupsi


3.       Masalah Lingkungan

4.       Masalah Disintegrasi Bangsa

5.       Masalah Dekadensi Moral

6.       Masalah Narkoba

7.      Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan
8.       Masalah Terorisme



Adapun visi dan misi mata kuliah pendidikan Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi akademik peserta didik (misi psikopedagogis).
2. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam
masyarakat, bangsa dan negara (misi psikososial).
3. Membangun budaya ber-Pancasila sebagai salah satu determinan
kehidupan (misi sosiokultural).
4. Mengkaji dan mengembangkan pendidikan Pancasila sebagai sistem
pengetahuan terintegrasi atau disiplin ilmu sintetik (synthetic discipline).
B. Menanya Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila

pendidikan Pancasila
diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik mahasiswa dalam
berperan serta membangun pemahaman masyarakat, antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas)
nasional,
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa,
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila
1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila

2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila

3. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila
4. Sumber Politik Pendidikan Pancasila

Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari
fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu
mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran tentang upaya atau
usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu merupakan ideologi
politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi kaidah penuntun dalam
mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut:
“Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma-norma, kepercayaan dan
keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang,

D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila
1. Dinamika Pendidikan Pancasila


Sebagaimana diketahui, pendidikan Pancasila mengalami pasang surut dalam
pengimplementasiannya. Apabila ditelusuri secara historis, upaya
pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai Pancasila tersebut telah secara
konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.
Namun, bentuk dan intensitasnya berbeda dari zaman ke zaman. Pada masa
awal kemerdekaan, pembudayaan nilai-nilai tersebut dilakukan dalam bentuk
pidato-pidato para tokoh bangsa dalam rapat-rapat akbar yang disiarkan
melalui radio dan surat kabar. Kemudian, pada 1 Juli 1947, diterbitkan sebuah
buku yang berisi Pidato Bung Karno tentang Lahirnya Pancasila.

2. Tantangan Pendidikan Pancasila
Abdulgani menyatakan bahwa Pancasila adalah leitmotive dan leitstar,
dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan. Tanpa adanya leitmotive dan
leitstar Pancasila ini, kekuasaan negara akan menyeleweng. Oleh karena itu,
segala bentuk penyelewengan itu harus dicegah dengan cara mendahulukan
Pancasila dasar filsafat dan dasar moral (1979:14). Agar Pancasila menjadi
dorongan pokok dan bintang penunjuk jalan bagi generasi penerus pemegang
estafet kepemimpinan nasional, maka nilai-nilai Pancasila harus dididikkan
kepada para mahasiswa melalui mata kuliah pendidikan Pancasila.
Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar mata kuliah
pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program studi
dengan menarik dan efektif. Tantangan ini dapat berasal dari internal
perguruan tinggi, misalnya faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi
program studi yang makin tajam (yang menyebabkan kekurangtertarikan
sebagian mahasiswa terhadap pendidikan Pancasila). Adapun tantangan yang
bersifat eksternal, antara lain adalah krisis keteladanan dari para elite politik
dan maraknya gaya hidup hedonistik di dalam masyarakat.

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila
untuk Masa Depan
Menurut penjelasan pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan
mata kuliah pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan
pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa
Indonesia. Dengan landasan tersebut, Ditjen Dikti mengembangkan esensi
materi pendidikan Pancasila yang meliputi:


1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar negara
4. Pencasila sebagai ideologi negara
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.

F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pendidikan
Pancasila
1. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengetahuan,
kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya masing-masing.

2. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Urgensi pendidikan Pancasila, yaitu dapat memperkokoh jiwa kebangsaan
mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok (leitmotive) dan bintang
penunjuk jalan (leitstar) bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan
bangsa di berbagai bidang dan tingkatan.
Tugas Belajar Lanjut: Mari Belajar Pancasila
1. Ketentuan undang-undang yang mengatur tentang pendidikan Pancasila
lengkap dengan bunyinya,
2. fenomena sosial yang menunjukkan urgensi penyelenggaraan mata kuliah
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.

G. Tugas Belajar Lanjut: Mari Belajar Pancasila
1. Ketentuan undang-undang yang mengatur tentang pendidikan Pancasila
lengkap dengan bunyinya,
2. fenomena sosial yang menunjukkan urgensi penyelenggaraan mata kuliah
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.


BAB II
BAGAIMANA PANCASILA DALAM ARUS
SEJARAH BANGSA INDONESIA?

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan Anda dapat menguasai kompetensi 
sebagai berikut:
1. berkomitmen menjalankan ajaran agama dalam konteks Indonesia yang 
berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik 
Indonesia tahun 1945; 
2. mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk pribadi yang saleh 
secara individual, sosial, dan alam; serta 
3. memahami, menganalisis, mempresentasikan dinamika Pancasila secara 
historis, dan merefleksikan fungsi dan kedudukan penting Pancasila dalam 
perkembangan Indonesia mendatang.
Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila dalam Arus Sejarah 
Bangsa Indonesia
1. Periode Pengusulan Pancasila
Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi
bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme yang menjadi pembuka
ke pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia
 Ir. Soekarno menyampaikan lima butir gagasan tentang dasar
negara sebagai berikut:

a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.

2. Periode Perumusan Pancasila
Hal terpenting yang mengemuka dalam sidang BPUPKI kedua pada 10 - 16 Juli
1945 adalah disetujuinya naskah awal “Pembukaan Hukum Dasar” yang
kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta. Piagam Jakarta itu
merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat

Piagam Jakarta itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.


1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Periode Pengesahan Pancasila

Peristiwa penting lainnya terjadi pada 12 Agustus 1945, ketika itu Soekarno,
Hatta, dan Rajiman Wedyodiningrat dipanggil oleh penguasa militer Jepang di
Asia Selatan ke Saigon untuk membahas tentang hari kemerdekaan Indonesia
sebagaimana yang pernah dijanjikan.

Menanya Alasan Diperlukannya Pancasila dalam Kajian Sejarah
Bangsa Indonesia.
1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia
4. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
5. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila
dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
1. Sumber Historis Pancasila


Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama
yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan
dahulu
2. Sumber Sosiologis Pancasila


Nilai-nilai Pancasila (ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
keadilan) secara sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak
dahulu hingga sekarang
3. Sumber Politis Pancasila


Sebagaimana diketahui bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila bersumber dan digali dari local wisdom, budaya, dan pengalaman
bangsa Indonesia.

Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


1. Argumen tentang Dinamika Pancasila dalam Sejarah Bangsa
Dinamika Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan adanya
pasang surut dalam pemahaman dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.
2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara
Salah satu tantangan terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah meletakkan nilai-nilai Pancasila tidak dalam posisi
sebenarnya sehingga nilai-nilai Pancasila menyimpang dari kenyataan hidup
berbangsa dan bernegara

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian
Sejarah Bangsa Indonesia untuk Masa Depan


1. Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan
Weltanschauung.
2. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008
menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang Pancasila merosot
secara tajam, yaitu 48,4% responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak
mampu menyebutkan silai-sila Pancasila secara benar dan lengkap. 42,7%
salah menyebut sila-sila Pancasila, lebih parah lagi, 60% responden berusia
46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila.

Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila
dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:


1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The
Founding fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan,
dan adat istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat
kenegaraan.
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal
berikut:
1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap
bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa,
tetapi terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa
Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena
bersumber dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat
yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia.
4. Kemukakan argumen Anda tentang Pancasila sebagai pilihan terbaik
bangsa Indonesia.


BAB III
BAGAIMANA PANCASILA MENJADI DASAR NEGARA REPUBLIK? 

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
v Jika seseorang berpandangan bahwa kebenaran pengetahuan itu sumbernya rasio maka orang tersebut berfilsafat rasionalisme.
v Jikalau seseorang berpandangan bahwa dalam hidup ini yang terpenting adalah kenikmatan, kesenangan dan kepuasan lahiriah maka paham ini disebut hedonisme.
v Secara etimologis, filsafat berasal dari bahasa Yunani :
1. Philein yang berarti cinta
2. Sophos yang berarti hikmah/ kebijaksanaan/ wisdom
v Secara harfiah, filsafat mengandung makna kebijaksanaan
v Bidang ilmu yang mencakup filsafat :
1. Manusia
2. Alam
3. Pengetahuan
4. Etika
5. Logika
v Filsafat secara menyeluruh berarti :
A. Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran-pemikiran dari para filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencari suatu kebenaran yang timbul dari persoalan yang bersumber pada akal manusia.
B. Filsafat merupakan suatu sistem pengetahuan yang bersifat dinamis.
1. Metafisika
Membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis, yang meliputi bidang-bidang ontologi, kosmologi, dan antropologi.
2. Epistemologi
Berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan.
3. Metodologi
Berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan.
4. Logika
Berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumusan dan dalil berfikir yang benar.
5. Etika
Berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
6. Estetika
Berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM
v Sistem adalah suatu keasatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekarja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan utuh yang memiliki ciri-ciri :
A. Suatu kesatuan bagian-bagian
B. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
C. Saling berhubungan dan saling ketergantungan.
D. Keseluruhan dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem)
E. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks
v Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis
Monopluralis merupakan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis, memiliki hakikat secara filosofis yang bersumber pada hakikat dasara ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila yaitu hakikat manusia.
2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramida
Secara ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan Pancasila yaitu :
• Tuhan
• Manusia
• Satu
• Rakyat
• Adil
Hakikat dan inti Pancasila :
• Ketuhanan
• Kemanusiaan
• Persatuan
• Kerakyatan
• Keadilan
3. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi
Kesatuan sila-sila Pancasila yang meajemuk tunggal, hierarki piramidal juga dimaksudkan bahwa dalam setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya, atau dengan lain perkataan dalam setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI KESATUAN SISTEM FILSAFAT
Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar oskologis sendiri yang berbeda degan sistem filsafat yang lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di dunia.
1. Dasar Antropologis Sila-Sila Pancasila
2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila
3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila
v Nilai-nilai Pancasila sebagai Suatu Sistem
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dnegan sila lima merupakan cita-cita harapan dan dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkannya dalam kehidupan. Sejak dahulu cita-cita tersebut telah didambakan oleh bangsa Indonesia agar terwujud dalam suatu masyarakat yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja, dengan penuh harapan diupayakan terealisasi dalam setiap tingkah laku dan perbuatan setiap manusia Indonesia.
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1. Dasar Filofofis
2. Nilai-nilai Pancasila sebagaiNIlai Fundamental Negara
INTI ISI SILA PANCASILA
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Sila Perstuan Indonesia
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB IV
MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI NEGARA ?

Pada bab ini Anda akan diajak menelusuri berbagai konsep tentang 
ideologi negara. Hal ini sangat penting karena ideologi merupakan seperangkat 
sistem yang diyakini setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, 
berbangsa, dan bernegara. Anda tentu mengetahui bahwa setiap sistem keyakinan 
itu terbentuk melalui suatu proses yang panjang karena ideologi melibatkan 
berbagai sumber seperti kebudayaan, agama, dan pemikiran para tokoh. 
Ideologi yang bersumber dari kebudayaan, artinya berbagai komponen budaya 
yang meliputi: sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi 
kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian 
hidup, sistem teknolog dan peralatan, sebagaimana diungkapkan Koentjaraningrat
dalam buku Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan (2004: 2.), memengaruhi 
dan berperan dalam membentuk ideologi suatu bangsa. Perlu diketahui bahwa 
ketika suatu ideologi bertitik tolak dari komponen-komponen budaya yang berasal 
dari sifat dasar bangsa itu sendiri, maka pelaku-pelaku ideologi, yakni warga 
negara, lebih mudah melaksanakannya. Para pelaku ideologi merasa sudah akrab, 
tidak asing lagi dengan nilai-nilai yang terdapat dalam ideologi 
yangdiperkenalkan dan diajukan kepada mereka.
Perlu diketahui juga bahwa agama dapat menjadi sumber bagi suatu 
Ideologi. Di saat ideologi bersumber dari agama, maka akan ditemukan suatu 
bentuk negara teokrasi, yakni sistem pemerintahan negara yang berlandaskan pada 
nilai-nilai agama tertentu. Apabila suatu negara bercorak teokrasi, maka pada 
umumnya segala bentuk peraturan hukum yang berlaku di negara tersebut berasal 
dari doktrin agama tertentu. Demikian pula halnya, dengan 
pemimpin negara.

A.  Menelusuri Konsep dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi

Negara
1. Konsep Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Sastrapratedja (2001: 43): ”Ideologi adalah seperangkat gagasan/
pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu
sistem yang teratur”.
b. Soerjanto (1991: 47): “Ideologi adalah hasil refleksi manusia berkat
kemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya”.
c. Mubyarto (1991: 239): ”Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan,
dan simbol-simbol sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang
menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau perjuangan) untuk mencapai
tujuan masyarakat atau bangsa itu”.
Selanjutnya, untuk melengkapi definisi tersebut perlu Anda ketahui juga
beberapa teori ideologi yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pemikir ideologi
sebagai berikut.
a. Martin Seliger: Ideologi sebagai sistem kepercayaan
Ideologi
b. Alvin Gouldner: Ideologi sebagai Proyek Nasional
c. Paul Hirst: Ideologi sebagai Relasi



B. Menanya Alasan Diperlukannya Kajian Pancasila sebagai Ideologi
Negara
1. Warga Negara Memahami dan Melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi
Negara
a. Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunisme
bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai
gotong royong dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai
sistem perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi
kerakyatan.
2. Penyelenggara Negara Memahami dan Melaksanakan Pancasila sebagai
Ideologi Negara
a. Kesediaan untuk saling menghargai dalam kekhasan masing-masing,
b. Aktualisasi lima sila Pancasila, artinya sila-sila dilaksanakan dalam
kehidupan


C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila
sebagai Ideologi Negara

1. Sumber historis Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden
Soekarno.
b. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto
c. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie
d. Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid
e. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Megawati
f. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY)

2. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan
beragama masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk kepercayaan dan
keyakinan terhadap adanya kekuatan gaib.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam hal
saling menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap
sewenang-wenang.
c. Sila Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa
setia kawan, rasa cinta tanah air yang berwujud pada mencintai produk
dalam negeri.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk
menghargai pendapat orang lain, semangat musyawarah dalam
mengambil keputusan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap
suka menolong, menjalankan gaya hidup sederhana, tidak menyolok atau
berlebihan.


3. Sumber Politis Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk semangat
toleransi antarumat beragama.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diwujudkan penghargaan
terhadap pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
c. Sila Persatuan Indonesia diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara daripada kepentingan kelompok atau golongan,
termasuk partai.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan
pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah daripada voting.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan dalam
bentuk tidak menyalahgunakan kekuasaan (abuse of power) untuk

memperkaya diri atau kelompok karena penyalahgunaan kekuasaan
itulah yang menjadi faktor pemicu terjadinya korupsi.
D. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila sebagai Ideologi Negara
1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan
organisasi masyarakat (Ormas).
2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Pertarungan ideologis antara negara-negara super power antara Amerika
Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan
bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara
super power.
b. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya
berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena
keterbukaan informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk
dan kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber
daya alam secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,
seperti banjir, kebakaran hutan.


E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi
Negara
1. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam
masyarakatnya.
b. Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang
merangsang masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran
baru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya
2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku
warga negara harus didasarkan pada preskripsi moral
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai
dengan sila-sila Pancasila.



F. Rangkuman tentang Pengertian dan Pentingnya Pancasila
sebagai Ideologi Negara
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara bagi mahasiswa adalah untuk
memperlihatkan peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga ancaman berupa
penyalahgunaan narkoba, terorisme, dan korupsi dapat dicegah. Di samping
itu, Pancasila sebagai ideologi negara pada hakikatnya mengandung dimensi
realitas, idealitas, dan fleksibilitas yang memuat nilai-nilai dasar, cita-cita, dan
keterbukaan sehingga mahasiswa mampu menerima kedudukan Pancasila
secara akademis.